milis yang kurang bijak ( I )

Bermula cerita dari tali silaturahmi dengan teman2 di Indonesia, sering email2an, sering dapet cc dari beberapa teman...
Berujung dengan di bannednya saya dari milis NCC....

Heran kan ?

Nah ini dia emang yang bikin sebel kan ?
Apa coba hubungannya saya dapet cc dengan dibanned ?
Ternyata saya denger dari teman yang kursus di milis itu, dikatakan ada sekelompok orang yang mencoba menghancurkan milis ini.
halah garing amat, kayaknya nganggur amat deh...
Kalau milisnya emang heboh sureboh, okeh banget, kali boleh deh besar kepala seperti itu atau parno kayak gitu, lha ini gimana coba ?
Emang seh kalau anggotanya mah banyak, salut juga, tapi kadang kan kwalitas juga perlu daripada kwantitas.....
Ya mudah2an aja dengan member sekian rebu itu bukan lebih banyak yang pasif daripada yang aktif.

Seperti saya , dah setahun belakangan ini jadi member yang pasif aja, setelah melihat banyaknya ke"anehan2" dimilis ini.
Dimulai dengan ikutnya sang suami ngerecokin milis ini, padahal ybs tuh berkantor lho, lha apa kebanyakan waktu ya dikantor, kok bisanya masih ngikut moderate email yang kabarnya ratusan seharinya ? dan juga diikuti dengan mengirim sms teror yang dibuatnya.
Baru nyadar juga setelah ngobrol sana sini kalau ternyata sms teror tuh banyak dikirimkan kepada yang gak sepaham dengan istrinya.....
Kok ya gak cari "own size" ajah seh kalau mau tempur tuh, rasanya kalau saya diposisi ybs malu deh , kok braninya cuman ama ibu2.... serasa tumpengan kali...

Jadi daripada gak sepaham mending saya pasif aja, kenapa gak keluar ajah ?
Nah ini dia, kalau menurut aturan permainan yang oce , benteng jangan pada posisi salah, kita pasang mata telinga untuk situasi didalam ada apa ajah yang terjadi.
Posisi sebagai pengamat adalah posisi terempuk dalam sejarah, makanya posisi itulah yang sekarang sedang saya nikmati....

Sama nikmatnya seperti pada saat saya bisa membaca apa yang terjadi di kalangan pengurus milis ini, dimilis intern mereka yang lupa dikunci.
Syah saja hukumnya untuk lihat kedalam, lha wong terbuka lebar, tak terkunci dan tak dijaga, toh juga gak nyolong apapun , hanya liyat2 ajah kok, bak museum yang bisa dikunjungi dilihat dan ditarik kesimpulannya.
Gak bisa juga dibilang pembobol lha dikunci aja engga, jadi apanya yang dibobol ?

Dan terakhir, posisi pengamat pun bisa menikmati, bagaimana mereka yang mencoba menutupi bocornya milis itu dengan berbagai cara, terutama dengan berbohong, bermanis kata dan mencoba menyalahkan orang lain.
Dari kenyataan ini, rasanya kita bisa menarik kesimpulan, apa dan bagaimana mereka itu.

kembali ke : dapurnya d'ez